Dua Pemain Andalan Malut United Laporkan Serangan Rasisme ke Polda Malut
RadarTimur.id Ternate — Dua pemain andalan Malut United, Yakob dan Yance Sayuri, resmi melaporkan dugaan tindakan rasisme yang mereka alami melalui media sosial ke Polda Maluku Utara (Malut).
Didampingi oleh kuasa hukum serta perwakilan manajemen klub, keduanya tiba di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Maluku Utara pada Selasa (6/5), dengan membawa bukti serangan digital dari enam akun media sosial.
Enam akun yang dilaporkan, di antaranya @pikz97 (Taopik Rohman), @anggarama88 (Rama Ramadan), @rio.ramdani, @hadifikri04 (Fikri Hadi Nugraha), @gcattur dan @kadekagung45 (Kadek Agung Wardana).
Kasus ini mencuat usai pertandingan panas antara Malut United dan Persib Bandung dalam lanjutan pekan ke-31 BRI Liga 1. Sementara laporan hukum ini didasarkan pada Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang ITE Nomor 1 Tahun 2024, yang mengatur tentang larangan penyebaran ujaran kebencian berbasis suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
“Di sini kami datang untuk melapor. Kami tidak tinggal diam. Ini sudah kelewatan, dan kami ambil jalur hukum agar tidak ada lagi pelaku-pelaku berikutnya,” tegas Yance Sayuri saat memberikan keterangan kepada awak media.
Yakob Sayuri juga mengungkap bahwa serangan tidak hanya ditujukan kepada dirinya, tetapi juga istri dan anaknya, “Kalau ke saya pribadi, saya biasa saja. Tapi ini sudah menyentuh keluarga. Ini tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.
Kuasa hukum klub, Lauritzke Mantulameten, memastikan bahwa laporan tersebut disertai bukti yang kuat, “Ini bukan hanya tentang dua pemain, tapi tentang martabat klub dan integritas sepak bola nasional,” katanya.
Pihak klub melalui perwakilannya, Asgar Saleh, juga mengecam keras tindakan rasisme tersebut dan menyatakan dukungan penuh kepada Yakob dan Yance. “Kami berdiri bersama mereka. Sepak bola harus menjadi ruang yang aman dan inklusif bagi semua,” ujarnya.
Laporan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam melawan diskriminasi dan menciptakan ekosistem sepak bola Indonesia yang lebih sehat dan berkeadilan. Publik kini menantikan tindakan tegas dari aparat kepolisian dan otoritas sepak bola terkait kasus ini.(red)
Tinggalkan Balasan