radartimur.id

Dari Informasi ke Transformasi

Sabtu, 28 Juni 2025

Sansang Ajang, Sang Juara dari Pelosok Halsel

RadarTimur.id, Bacan- Di sebuah desa terpencil bernama Geti Baru, Kecamatan Bacan Barat Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, lahirlah sebuah kisah luar biasa.

Dari tempat yang minim fasilitas pendidikan, jaringan listrik, hingga akses informasi, muncul seorang anak bernama Sansang Ajang yang berhasil mencatatkan sejarah sebagai siswa terbaik sejak kelas 1 hingga kelas 5 SD, dan kembali meraih prestasi terbaik selama masa SMP-nya.

Sansang lahir pada tahun 2007, anak kedua dari pasangan Kifli Ajang, seorang petani sederhana, dan Aisyah Rope, ibu rumah tangga yang juga turut membantu bertani. Mereka memiliki dua anak, Julfikar Ajang dan Sansang Ajang.

Siapa sangka, di balik prestasinya yang gemilang, Sansang sempat dikenal sebagai anak yang enggan belajar. Hari-harinya dihabiskan dengan bermain game online bahkan sampai meneteskan air mata tiap kali dipaksa belajar. Namun, titik balik datang saat ia duduk di bangku kelas 1 SD.

“Saya mau jadi abdi negara yang baik. Saya ingin jadi polisi,” ujar Sangsang yang mengaku hobi sepakbola itu, Minggu (18/5/2025).

Ucapan sederhana itu ternyata bukan hanya cita-cita kosong. Di SD Negeri 159 Desa Geti Baru, sekolah tanpa perpustakaan, laboratorium, bahkan tanpa listrik dan jaringan komunikasi, Sansang tetap menunjukkan semangat belajar yang luar biasa. Fasilitas seadanya tak menghalangi langkahnya menjadi juara kelas bertahun-tahun. Dirinya menjadi sosok pertama dari desanya yang menorehkan prestasi akademik tingkat atas secara konsisten.

Julfikar Ajang mengisahkan, saat kenaikan kelas 6 SD di 2022 lalu, prestasinya turunkan ke peringkat dua. Dirinya menduga situasi ini ada keterkaitan dengan persoalan dukung mendukung kandidat pada pemilihan kepala desa.

“Politik tingkat desa memperlihatkan betapa besar pengaruh dinamika sosial terhadap dunia pendidikan,” timpal dia.

Meski begitu, semangat Sansang tak pernah padam. Setelah lulus SD pada tahun 2022, ia melanjutkan pendidikan di MTs (Madrasah Tsanawiyah) setempat. Lagi-lagi, ia menunjukkan ketekunan luar biasa, menjadi siswa terbaik dari kelas 1 hingga kelas 3 SMP, meski belajar di lingkungan yang sama terbatasnya.

Di tengah segala keterbatasan dan konflik, Sansang Ajang tetap berdiri teguh sebagai simbol harapan. Dalam sebuah wawancara singkat, ia menyampaikan pesan sederhana namun penuh makna.

“Jangan lupa belajar. Supaya sukses ingat nama Allah dan orang tua,” pesan Julfikar kepada adiknya.(ard)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini