radartimur.id

Dari Informasi ke Transformasi

Senin, 30 Juni 2025

Gunung Dukono Meletus Lagi, Terbanyak Ke-4 di Indonesia Sepanjang 2025

Fransiskus Moraka Yang Membelakangi Gunung Dukono Dalam Situasi Telah Ditutupi Oleh Abu Hebat

RadarTimur.id, Halmahera Utara – Gunung Dukono di Halmahera Utara kembali menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi dengan letusan bertubi-tubi sejak Rabu hingga Kamis (5/6/2025).

Rabu pagi, erupsi pertama terjadi pukul 07.59 WIT dengan abu setinggi 1,3 kilometer atau mencapai 2.387 meter di atas permukaan laut. Dua jam kemudian, letusan kembali terjadi dengan kolom abu mencapai 500 meter, disusul erupsi ketiga yang kembali menyemburkan abu hingga 1 kilometer ke udara.

Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat lonjakan signifikan dalam aktivitas gunung berketinggian 1.335 mdpl ini. Dalam tiga hari terakhir, Gunung Dukono telah erupsi 10 kali, termasuk tiga kali letusan hanya dalam satu pagi, menjadikannya gunung api paling aktif keempat di Indonesia sepanjang 2025.

Pantauan langsung dari Kecamatan Tobelo menunjukkan aktivitas vulkanik yang semakin intens. Hampir setiap lima menit terdengar dentuman keras dari arah puncak gunung yang berjarak sekitar 15 kilometer dari pemukiman warga itu.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, menjelaskan, abu tebal mengarah ke timur dan erupsi yang tercatat dengan amplitudo maksimum 34 milimeter itu berlangsung selama 53,52 detik.

“Erupsi masih berlangsung saat laporan ini dibuat,” ungkap Wafid dalam keterangan resmi.

Sejak awal Januari 2025, Gunung Dukono sudah erupsi sebanyak 236 kali. Hanya tiga gunung api yang lebih aktif, yakni Gunung Semeru (1.759 kali), Gunung Ibu (1.567 kali), dan Gunung Lewotobi Laki-Laki (417 kali).

Saat ini, status Gunung Dukono berada di Level II (Waspada). Masyarakat dan wisatawan dilarang mendekati radius 4 kilometer dari kawah Malupang Warirang

“Dengan intensitas letusan yang meningkat, warga diminta untuk terus memantau informasi resmi dari otoritas terkait dan menyiapkan perlindungan diri dari hujan abu,” lanjutnya

Warga Gura, Fransiskus Moraka, mengeluhkan dampak letusan terhadap kehidupan sehari-hari. “Abu turun sangat tebal. Kalau menyetir motor, mata terasa perih,” ujarnya.(zal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini