Erupsi Gunung Dukono Kembali Terjadi, Warga Diminta Gunakan Masker
RadarTimur.id, Halmahera Utara — Gunung Dukono di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara (Malut), kembali menunjukkan aktivitas erupsi pada Senin pagi, 30 Juni 2025, pukul 10:32 WIT.
Letusan menghasilkan kolom abu setinggi kurang lebih 1.100 meter di atas puncak atau sekitar 2.187 meter di atas permukaan laut. Kolom abu tampak berwarna putih hingga hitam pekat dengan intensitas tebal dan mengarah condong ke timur laut.
Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum 33 mm dan durasi 50,15 detik.
Saat ini Gunung Dukono berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi:
(1) Masyarakat di sekitar Gunung Dukono dan pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Kawah Malupang Warirang di dalam radius 4 km.
(2) Mengingat letusan dengan abu vulkanik secara periodik terjadi dan sebaran abu mengikuti arah dan kecepatan angin, sehingga area landaan abunya tidak tetap, maka direkomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Dukono untuk selalu menyediakan masker/penutup hidung dan mulut untuk digunakan pada saat dibutuhkan guna menghindari ancaman bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dukono Bambang Sugiono menyampaikan bahwa aktivitas letusan saat ini bersifat intensif dan fluktuatif.
“Dalam satu menit bisa terjadi beberapa letusan dengan arah sebaran abu yang tidak menentu, tergantung arah angin. Saat ini, arah abu terpantau mengarah ke timur, tenggara, timur laut, hingga barat daya dan laut,” jelasnya.
Menurut Bambang, erupsi Dukono sejauh ini lebih banyak berdampak dalam bentuk hujan abu karena lokasi kawah cukup jauh dari pemukiman penduduk, yakni sekitar 11 kilometer dari pos pengamatan dan 15 kilometer dari pusat Kota Tobelo.
Meski demikian, pihak pengamatan menegaskan bahwa status Gunung Dukono belum berada dalam kondisi mengkhawatirkan, namun kewaspadaan tetap diperlukan.
“Masyarakat agar terus mengikuti informasi resmi dari instansi terkait dan tidak mudah percaya pada kabar yang belum terverifikasi,” ujar dia.(ksm)
Tinggalkan Balasan