Ratusan Mahasiswa Ternate Demo DPRD, Tuntut Copot Kapolri dan Hentikan Mafia Tambang di Malut
RadarTimur.id, Ternate – Ratusan massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kota Ternate bersama organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) Cipayung menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Ternate, Senin (1/9/2025).
Dalam aksi tersebut, massa menyuarakan penolakan terhadap kenaikan tunjangan anggota DPR sekaligus mendesak reformasi institusi kepolisian.
Salah satu orator aksi menegaskan bahwa tuntutan mereka merupakan suara rakyat Indonesia yang muak dengan kebijakan kenaikan tunjangan DPR di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Mereka juga menyoroti maraknya pelanggaran yang dilakukan aparat kepolisian.
“Reformasi Undang-Undang Polri harus segera dilakukan karena sudah banyak pelanggaran yang terjadi. Sementara itu, kenaikan tunjangan DPR justru akan membebani fiskal negara,” tegas salah satu orator.
Massa aksi membawa sejumlah tuntutan, di antaranya:
1. Mendesak Presiden Prabowo Subianto segera mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang dinilai gagal menjalankan tugas.
2. Mencabut izin usaha pertambangan PT Position.
3. Mengadili mafia tambang di Maluku Utara.
4. Membebaskan 11 warga Maba Sangaji.
5. Menghentikan perampasan ruang hidup masyarakat.
6. Menjatuhkan hukuman mati terhadap 7 pelaku pembunuhan Afwan, seorang pekerja ojek online.
7. Menangkap dan mengadili pelaku mafia tanah di kawasan Ubo-ubo.
8. Mengadili pelaku kekerasan seksual di Maluku Utara.
Aksi yang dimulai sekitar pukul 11.00 WIT sempat berlangsung kondusif. Namun, ketegangan terjadi sekitar pukul 15.00 WIT ketika massa aksi terlibat saling dorong dengan aparat kepolisian. Ketegangan kembali memuncak sekitar pukul 17.30 WIT setelah puluhan batu dilemparkan ke arah aparat.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata dan menyemprotkan water cannon untuk membubarkan massa. Beberapa mahasiswa dilaporkan ditangkap oleh aparat kepolisian dalam insiden tersebut.(ard)
Tinggalkan Balasan