Cucu Penemu Prajurit Jepang “Nakamura” di Morotai Jadi Korban Pembacokan oleh OTK
RadarTimur.id, Morotai – Seorang pemuda asal bernama Vino (19) menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal di Desa Nakamura, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, pada Selasa malam (28/10/2025).
Korban diketahui merupakan cucu dari orang yang menemukan jejak prajurit Jepang terkenal “Nakamura” di hutan Morotai.
Berdasarkan keterangan korban, kejadian bermula saat ia bersama dua rekannya, Evan (18) dan April (23), warga Desa Pilowo, pergi menonton acara ronggeng di Desa Nakamura sekitar pukul 21.30 WIT. Sekitar pukul 01.00 WIT, pesta dihentikan karena terjadi kekacauan. Saat mereka hendak pulang sekitar 01.30 WIT, tiba-tiba dua orang dalam kondisi mabuk menyerang korban dari belakang.
“Saya dipukul dari belakang, lalu teman-teman saya ikut melawan. Tapi kemudian ada satu orang yang menahan saya dan memukul bertubi-tubi ke wajah sampai saya jatuh. Saat saya lari menyelamatkan diri, saya lihat darah sudah muncrat di tangan kiri, perut, dan leher saya,” ungkap Vino kepada wartawan.
Sementara itu, Najwa dan suaminya Rahman, keluarga korban yang kebetulan menghadiri acara tersebut, langsung mengevakuasi korban ke RSUD Ir. Soekarno.
“Saya kaget lihat sepupu saya penuh darah. Kami langsung bawa dia ke rumah sakit sekitar pukul 01.39 WIT,” tutur Najwa.
Pihak keluarga kemudian melaporkan kejadian itu ke Polres Pulau Morotai pada Selasa (28/10/2025) pukul 20.23 WIT.
Menanggapi laporan tersebut, Kasat Reskrim Polres Pulau Morotai, Iptu Yakub Biyagi Panjaitan, membenarkan adanya insiden tersebut.
“Laporan baru kami terima di SPKT malam ini. Korban sudah menjalani visum di RSUD Ir. Soekarno. Saat ini laporan polisi sudah diterbitkan dan kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap pelaku,” tegas Iptu Yakub.
Kasus pembacokan yang terjadi di Desa Nakamura itu kini menjadi perhatian warga Morotai, mengingat lokasi tersebut memiliki nilai sejarah terkait penemuan prajurit Jepang “Nakamura” yang sempat bersembunyi di hutan Morotai pasca Perang Dunia II.(ksm)

