Pulau Gura Ici, Lukisan Hidup di Selatan Halmahera yang Belum Tergarap Maksimal
Reporter:
Ardi Kailul, Bacan Halmahera Selatan
Di ujung selatan Provinsi Maluku Utara, tepatnya di Desa Lelei, Kecamatan Kayoa, Kabupaten Halmahera Selatan, terdapat sebuah pulau kecil yang mulai menarik perhatian para pecinta wisata alam. Namanya Pulau Gura Ici. Meski belum masuk dalam jajaran destinasi wisata populer seperti Raja Ampat atau Wakatobi, keindahan dan potensi wisata Gura Ici sebenarnya tidak kalah menonjol. Sayangnya, hingga saat ini, perhatian terhadap pengembangan kawasan ini masih sangat terbatas.
Gura Ici adalah bagian dari gugusan pulau-pulau kecil yang tersebar di wilayah Kayoa. Pulau ini menawarkan kombinasi lengkap antara panorama alam, keanekaragaman hayati laut, serta kehidupan masyarakat lokal yang masih menjaga tradisi. Perairan di sekeliling pulau begitu jernih, bahkan dari atas perahu, terumbu karang dan ikan-ikan kecil bisa terlihat jelas. Warna lautnya yang biru kehijauan menambah daya tarik bagi siapa saja yang melihatnya.
Di daratan, Gura Ici didominasi oleh vegetasi hijau yang tumbuh subur. Beberapa bukit karst kecil berdiri di sejumlah titik, menghadirkan sudut pandang yang menarik untuk dinikmati wisatawan. Salah satu lokasi favorit para pengunjung adalah sebuah bukit batu yang mirip dengan ikon Piaynemo di Raja Ampat. Dari puncaknya, wisatawan bisa melihat pemandangan pulau-pulau kecil di sekeliling yang tersebar di tengah laut biru. Momen matahari terbit dan terbenam di lokasi ini pun menjadi incaran utama karena menghasilkan pemandangan yang sangat fotogenik.
Tidak hanya panorama di permukaan, kekayaan laut Gura Ici juga menjadi daya tarik utama. Kawasan ini menyimpan ekosistem bawah laut yang relatif masih alami. Terumbu karang di sekitar pulau tumbuh subur dan berwarna-warni, menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan tropis, bintang laut, dan biota laut lainnya.
Aktivitas menyelam dan snorkeling menjadi salah satu kegiatan favorit yang bisa dilakukan di Gura Ici, “Mereka yang pernah menyelam di kawasan ini sering menyebut Gura Ici sebagai salah satu spot menyelam terbaik yang belum banyak dijamah,” ujar Irwan salah satu wisatawan lokal, Sabtu (5/7/2025)
Sayangnya, potensi luar biasa ini belum didukung oleh infrastruktur yang memadai. Akses ke Pulau Gura Ici memang tidak terlalu sulit dari Desa Lelei hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan perahu kayu bermesin. Namun bagi wisatawan yang berasal dari luar wilayah Halmahera Selatan, perjalanan cukup panjang karena harus melalui jalur laut dan darat dari pusat kabupaten atau dari Ternate. Belum lagi keterbatasan transportasi umum, penginapan, hingga fasilitas dasar seperti dermaga yang layak dan toilet umum yang bersih. Hal-hal ini menjadi tantangan serius dalam memaksimalkan potensi pariwisata Gura Ici.
Selain faktor alam, kehidupan sosial masyarakat di sekitar Gura Ici juga memberikan pengalaman tersendiri. Warga Desa Lelei yang merupakan pintu masuk utama menuju Gura Ici dikenal sangat ramah terhadap wisatawan. Mereka terbuka terhadap kehadiran pengunjung dan masih memegang kuat nilai-nilai kearifan lokal. Masyarakat masih menjalankan sistem pengelolaan sumber daya laut secara tradisional, seperti larangan menangkap ikan di musim tertentu dan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan. Praktik ini patut diapresiasi karena mampu menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Dari sisi ekonomi, sektor pariwisata seharusnya bisa menjadi jalan alternatif bagi masyarakat di wilayah ini untuk meningkatkan pendapatan. Namun peluang itu belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Minimnya dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal promosi, pelatihan, dan fasilitas, membuat masyarakat belum benar-benar terlibat aktif dalam pengembangan wisata. Padahal, pariwisata berbasis komunitas bisa memberikan manfaat langsung bagi masyarakat setempat, mulai dari usaha perahu wisata, kuliner lokal, penginapan berbasis homestay, hingga kerajinan tangan.
“Potensi Gura Ici seharusnya bisa menjadi perhatian serius Pemerintah Daerah, terutama dalam konteks diversifikasi ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Jika dikelola dengan benar, Gura Ici bisa menjadi destinasi wisata unggulan yang memberi kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Apalagi tren wisata saat ini mulai bergeser ke destinasi alam dan ekowisata yang menawarkan keaslian dan ketenangan, sesuatu yang bisa diberikan oleh Gura Ici,” kata Basri salah satu pemerhati pariwisata Maluku Utara.
Kata dia, angkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun infrastruktur dasar seperti dermaga permanen, papan informasi, toilet bersih, dan tempat sampah yang memadai. Selain itu, perlu juga disiapkan jalur promosi melalui media sosial, situs pariwisata, dan kerja sama antar daerah.
Pelibatan komunitas lokal sebagai pelaku utama wisata juga tidak kalah penting, agar pengembangan pariwisata tidak hanya dinikmati investor luar, tetapi benar-benar memberikan dampak positif bagi warga sekitar.
Pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat harus duduk bersama untuk merumuskan arah pengembangan yang berkelanjutan. Karena jika hanya mengandalkan keindahan alam tanpa pengelolaan yang baik, Gura Ici bisa berakhir seperti banyak destinasi lain yang rusak karena eksploitasi berlebihan dan minimnya kontrol lingkungan.
“Gura Ici bukan hanya tentang pemandangan yang indah tapi representasi dari potensi besar yang dimiliki daerah-daerah terpencil di Indonesia. Jika dikelola secara serius, Gura Ici bisa menjadi wajah baru pariwisata Maluku Utara dan memperluas pilihan destinasi wisata nasional yang tidak melulu terpusat di bagian barat Indonesia,” ujar Basri.(*)
Tinggalkan Balasan