Salim Taib Siap Bertarung di Muswil IKA PMII Malut: “Saatnya Konsolidasi dan Distribusi Kader Diperkuat”
RadarTimur.id, Ternate — Di tengah dinamika internal organisasi yang dinilai stagnan, khususnya di tingkat pengurus cabang, Salim Taib resmi menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Provinsi Maluku Utara pada Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-IV yang dijadwalkan berlangsung pada 29 Agustus 2025 mendatang.
Langkah politik organisasi ini diambil Salim setelah melakukan refleksi panjang atas kondisi aktual IKA PMII di Maluku Utara yang menurutnya mengalami degradasi konsolidasi dan kehilangan orientasi strategis sebagai wadah silaturahim sekaligus laboratorium gagasan alumni PMII.
“Saatnya Konsolidasi dan Distribusi Kader Diperkuat. IKA PMII bukan sekadar forum nostalgia tapi juga sebagai ruang strategis konsolidasi alumni untuk memperkuat jaringan, memproduksi gagasan, dan memastikan kader mengis pembangunan,” tegas Salim, Senin (4/8/2025).
Salim menyoroti lemahnya konsolidasi internal yang menyebabkan banyak pengurus DPC IKA PMII di kabupaten/kota tidak berjalan sebagaimana mestinya. Menurutnya, ini bukan semata-mata karena persoalan struktural, tetapi karena kurangnya komunikasi lintas alumni dan minimnya peran PW sebagai pusat koordinasi.
“Kita lihat bersama, banyak DPC seperti berjalan sendiri. Tidak ada desain kerja yang sistematis, dan relasi antaralumni tidak terkelola dengan baik,” tambahnya.
Dalam kerangka itulah, ia memandang perlu adanya reposisi peran PW IKA PMII sebagai lokomotif konsolidasi dan katalisator gerakan alumni lintas sektor baik di pemerintahan, swasta, akademisi, maupun sektor sosial masyarakat lainnya.
Salim mengatakan, jika dipercaya memimpin PW IKA PMII Malut, maka hal pertama yang akan dilakukan adalah melakukan pemetaan menyeluruh terhadap potensi alumni yang tersebar di berbagai sektor.
“Kita akan data ulang alumni-alumni yang punya kapasitas dan dedikasi. Dari situ kita bisa tahu siapa berperan di mana, lalu kita sinergikan kekuatan itu untuk memberi dampak nyata bagi daerah,” jelasnya.
Dalam hal distribusi kader, Salim menekankan pentingnya meritokrasi dan rekam jejak. Baginya, alumni yang selama ini konsisten memperhatikan organisasi harus mendapat ruang yang adil untuk berkembang.
Salim menolak pendekatan pragmatis yang sering kali mengabaikan loyalitas kader terhadap organisasi.
“Distribusi kader itu soal keadilan. Jangan lagi kita mendorong orang-orang yang abai terhadap organisasi. Sudah saatnya kita membangun sistem yang sehat dan berintegritas,” tegasnya.
Untuk mempersiapkan langkah menuju Muswil, Salim mengaku telah membangun komunikasi intensif dengan sejumlah pengurus cabang dan tokoh-tokoh alumni lintas generasi.
Bahkan dia menyebut dukungan moral mulai mengalir, baik dari senior maupun alumni muda, yang menginginkan adanya perubahan mendasar dalam pengelolaan PW IKA PMII Malut.
“Banyak teman-teman yang ingin perubahan, dan saya hanya menjadi saluran dari harapan itu,” timpalnya.(*)
Tinggalkan Balasan