AKA YANG BERAKAL
Oleh : Salim Taib
Redaktur Eksekutif RadarTimur.id
Tulisan ini menarasikan nama pendek AKA, yang dibubuhi dengan satu kata kerja yakni berakal menjadi Aka yang berakal. Jika berakal di defenisikan 1). Orang yang mampu mencerna masalah untuk mencari solusi dengan bijak. 2) orang yang mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dan yang ke 3) orang yang berani mencegah dirinya dari perbuatan yang buruk untuk selalu berbuat yang terbaik, sebagai kelanjutan dari tiga pengertian berakal di atas, maka berakal diefenisikan berkepala dingin dan tenang, untuk membuat keputusan yag bijaksana, pada konteks yang lain berakal didefenisikan sebagai kemampuan manusia untuk berfikir, merenung, memahami, dan mengambil keputusan yang bijaksana berdasarkan akal dan pengetahuan yang dimiliki.
Untuk mengartikan kembali Aka satu panggilan nama pendek dengan didahului satu pertanyaan apakah Aka adalah orang yang menggunakan akal pikirannya untuk mengambil keputusan yang bijaksana dalam sebuah problematika kehidupan, baik di tengah relasi sosial kemasyarakatan maupun pada konteks pemerintahan. Aka sapaan akbrab dari Abubakar Abdullah yang biasa kita memanggilnya adalah sosok figuritas yang memiliki karakter, memiliki kemampuan berkomunikasi pada semua level dalam starata sosial. Aka dalam dirinya memiliki multi talenta yang dimulai dari apa yang banyak orang menyebutnya sebagai sang aktivis sejati.
Kehidupan Dunia aktivis selalu bersentuhan dengan dinamika sosial kemasyaratan, dunia aktivis juga tidak sepih dengan banyaknya perjumpaan-perjumpaan kritis, perjumpaan dalam dinamika ilmu pengetahuan, itulah mengapa para aktivis selalu menemukan momentum untuk membuka ruang kolaborasi walau sesulit apapun jalan yang dihadapai.
Aka mengasah jalan pikirnya, Aka mengasa pikiran-pikiran kritisnya, Aka mengasah dinamika intelektualnya melalui dunia aktivisme, dunia aktivis membentuk kedewasaan pikiran dalam menyelesaikan problem, mengkedepankan rasionalitas. Pada konteks ini menurut Wahbah al-Zuhaily, Tuhan menjadikan akal sebagai kunci untuk mengungkap berbagai persoalan, ilmu pengetahuan sebagai instrument untuk memahami fenomena-fenomena kehidupan.
Peningkatan derajat kemanusiaan oleh Tuhan kepada seseorang seiring dengan kemampuan mendiclear akal pikiran, menjadikan akal sebagai sumber dan basis pengetahuan. Atas dasar ini maka menggunakan dan melatih akal itu menjadi kewajiban yang tidak terbatas.
Secara teologis Tuhan memberi garansi atas pemeliharaan akal pikiran itu bahwa Allah akan selalu meninggikan derajat, oleh karena itu saya menempatkan posisioning dari seorang Aka dalam pergerakannya selalu mengkedepankan kesanggupan intelektual, kecakapan-kecakapan intelektual, relasi yang terbangun juga didasarkan dengan akal sehat. Dalam perspektif semua itu atas dasar realitas dari lakon seorang Abubakar Abdullah dapat kita saksikan di setiap karier terutama di dunia birokrasinya selalu diberikan amanah tanpa perburuan.
Selama yang kita saksikan dan menjadi rahasia umum bahwa birokrasi di provinsi Maluku Utara tidak ada satu jabatan yang diberikan kecuali ada kedekatan dan kesamaan kepentingan yang lebih parahnya lagi ada pemberian ghanima, bukan atas dasar kompetensi serta kecakapan intelektual alias akal sehal. Tapi pemberian amanah berupa jabatan kepada seorang Aka yang terjadi selama ini di Provinsi Maluku Utara sejak periodesasi Gubernur Thaib Armain hingga Gubernur KH.Abdul Ghani Kasuba, memberi temantik bahwa ada kapasitas seorang Aka, bukan isi tas, bukan pulah hubungan kekeluargaan.
Aka yang menjadi sekwan terlama dari sejak tahun 2013 hingga 2025 kurang lebih dua belas tahun lamanya yang memimpin Sekretariat DPRD Provinsi Maluku Utara di dalamnya berisi empat puluh lima manusia-manusia yang dipilih oleh rakyat dengan berbagai latar belakang, beragam pikiran, beragam kepentingan. Empat puluh lima orang manusia-manusia zoon politicon yang tentunya pikiran dan tindakannya pasti ada muatan-muatan politik, hal ini tentu dibutuhkan figur yang merepsentasikan kemampuan “men-drive”, mengelolah kepentingan manusia politik tersebut.
Pada konteks kemampuan men-drive empat puluh lima manusia politik selama dua belas tahun dari seorang Aka telah membuktikan dirinya bertahan dalam gelombang komunikasi politik, yang terkadang dalam arus kepentingan manusia politik eksistensi sekretaris dewannya menuai turbulence namun Aka mampu bertahan dan keluar sebagai seorang pengusung akal sehat. Pada konteks ini dengan mengutip apa yang disampaikan oleh Ridwan H.R dalam Fiqih Politik (30:2007) mengatakan bahwa Akal merupakan factor penting bagi manusia sekaligus factor pembeda dengan mahluk-mahluk lain bahkan akal inilah yang menentukan kualifikasi diberikannya tugas-tugas.
Proses pemberian tugas-tugas kepada Aka dalam menitit karir birokrasinya di Pemerintah Provinsi Maluku Utara sebagai hukum kausalitas. Itu semua karena Aka menggunakan akal, menggunakan pengetahuan sebagai alat bernegosiasi.
Aka yang menggunakan akalnya, dengan lain perkataan ada dalam dirinya apa yang saya sebut dengan kebolehan intelektualnya menunjukan kualifikasinya sampai pada tingkat pemberian tugas-tugas tidak sebatas Sekretaris Dewan Provinsi Maluku Utara terlama akan tetapi diberikan tugas dan tanggung jawab sebagai Pejabat Sekretaris Daerah selama kurun waktu enam bulan yang dimulai ditanda tangani surat keputusan oleh Pejabat Gubernur Samsudin Abd Kadir pada tanggal 6 Agustus 2024 yang berakhir pada tanggal 20 Februari 2025. Ini adalah sebuah pergerakan dan kecakapan intelektual yang diwujudnyatakan dalam karir birokrasinya.
Aka yang merawat akal sehatnya nampak dalam jabatan birokrasi sebagai ketua tim TPAD Provinsi Maluku Utara dengan patner Pejabat Gubernur Samsudin Abd Kadir. Melalui tangan dinginnya dapat mengatur pola keuangan yang amburadul di masa sebelumnya menjadi lebih baik dan dapat menyelesaikan berbagai hutang piutang, tentu semua ini bisa terjadi karena rasionalitas dari seorang Aka.
Aka yang berakal dengan kualitas kecerdasan yang dimilikinya tanpa dilatari kemauan memburuh sebuah jabatan, ini yang mungkin disebut oleh Ibu Gubernur Sherly Tjuanda Laos sebagai meritokrasi, jabatan yang diamanahkan berdasarkan kemampuan, kecakapan intelektual yang bersangkutan.
Dengan kamampuan Aka yang Ber-Akal kembali diberi tugas sebagai Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara untuk mengatur Dinas Pendidikan Provinsi Maluku Utara. Saya berkeyakinan tugas itu dapat dijalankan dengan baik. Problem-problem pendidikan, dan gebrakan seorang Aka terlhat dalam waktu yang singkat. Nampak terlihat ada tindakan inovasi dengan memulai gerakan “Pasantren Ramadhan” di sekolah-sekolah SMA, SMK, Pesantren Ramadhan yang digalakkan menunjukan kualifikasi kecerdasannya. Kondisi itu juda dapat mengurai problem pendidikan dan endingnya Aka yang berakal pasti mampu mewujudkan kualitas Pendidikan di Provinsi Maluku Utara dengan permulaan pada April nanti Aka meng-eksekusi Visi dan Misi besar Gubernur dan Wakil Gubernur (Sherly-Sarbin) tentang pendidikan gratis.
Tinggalkan Balasan