Banjir dan Longsor Kepung Malut, di Halsel 1 Bocah Meninggal
RadarTimur.id, Halmahera Barat — Hujan deras sejak Jumat malam, 21 Juni 2025, melumpuhkan sejumlah wilayah di Provinsi Maluku Utara. Dinkawasan transmigrasi SP 1A, Kecamatan Gane Timur, Kabupaten Halmahera Selatan ada korban meninggal dan Desa Bobanehena di Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, menjadi salah satu wilayah terdampak terparah sehingga memaksa puluhan warga mengungsi dalam kondisi darurat.
Sejak Sabtu pagi, evakuasi dilakukan secara sigap oleh tim gabungan dari BPBD Halbar, TNI, dan Polres Halmahera Barat. Musholla RT 01 disulap menjadi pos pengungsian darurat, menampung warga yang rumahnya terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.
“Langkah awal kami adalah memastikan koordinasi lintas sektor berjalan efektif agar tidak ada korban jiwa. Proses evakuasi berlangsung lancar dan tertib,” kata Kasat Samapta AKP Ofan Abdurachman, yang memimpin langsung proses penyelamatan, Minggu (22/6).
Sebanyak lima personel Samapta turut diterjunkan dalam operasi tersebut: BRIPKA Ridha Darus, BRIPDA Muh Iqbal, BRIPDA Muhammad Villza, BRIPDA Steven Bunga, dan satu personel lainnya. Bersama aparat TNI dan BPBD, mereka bahu-membahu menggendong warga lansia, mengangkut anak-anak, dan menyelamatkan barang penting dari rumah-rumah yang terendam.
“Ini adalah wujud nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat. Bukan sekadar penegak hukum, tapi pelindung dan pelayan yang hadir dalam situasi genting,” ujar Ofan tegas.
Tak hanya Halbar, Kabupaten Halmahera Selatan pun diselimuti suasana duka. Di kawasan transmigrasi SP 1A, Kecamatan Gane Timur, seorang bocah berusia sekitar dua tahun dilaporkan meninggal dunia akibat terseret arus banjir, Minggu pagi, 22 Juni 2025.
Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 08.00 WIT. Korban yang tengah berada di sekitar permukiman warga tiba-tiba terbawa derasnya arus banjir yang melanda wilayah tersebut sejak malam sebelumnya. Warga yang mengetahui kejadian itu segera melakukan pencarian.
Setelah upaya pencarian selama hampir tiga jam, jasad sang bocah akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Jenazahnya langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Begitu juga di Kota Ternate juga dilanda bencana serupa. Hujan yang mengguyur sejak Sabtu siang menyebabkan banjir dan longsor di sejumlah kelurahan. Air meluap hingga nyaris menyentuh atap rumah di Kelurahan Gambesi, Sasa, dan Jambula.
Sejumlah warga yang terjebak banjir dalam rumah akhirnya menghubungi Kantor SAR Ternate untuk meminta pertolongan. Tim Rescue segera bergerak pada pukul 20.50 WIT, membawa perlengkapan SAR air dan mulai melakukan evakuasi darurat.
“Warga dari Jambula, Sasa, dan Gambesi telah dievakuasi ke Kantor SAR Ternate untuk menghindari risiko lebih buruk,” ujar Kepala Basarnas Ternate, Iwan Ramdani.
Selain banjir, longsor juga terjadi di beberapa titik seperti Kelurahan Fitu, Gambesi, BTN, dan Sasa. Meski belum ada laporan korban jiwa, pihak SAR terus berjaga dan melakukan patroli pemantauan di titik-titik rawan.
Iwan mengimbau masyarakat agar waspada dan membatasi aktivitas luar ruangan di tengah cuaca ekstrem ini. “Kami minta warga untuk memantau situasi cuaca, jauhi area rawan longsor dan banjir, serta segera hubungi Basarnas di Emergency Call 115 jika dalam kondisi darurat,” tegasnya.
Hingga Minggu pagi, hujan masih mengguyur beberapa wilayah Maluku Utara. Tim gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan Basarnas masih bersiaga penuh , berpacu dengan waktu menyelamatkan warga dari bencana.(ard)
Tinggalkan Balasan