Haji Malut 2025, Melangkah Pasti Menuju Tanah Suci
Oleh : Muhammad Rizal
Di tengah semangat religius dan haru biru perpisahan, sebanyak 1.076 jemaah calon haji (JCH) Maluku Utara, pada Selasa (6/5/2025) telah dilepas secara resmi menuju tanah suci. Namun, lebih dari sekadar keberangkatan tahunan, perjalanan ini mencerminkan kemajuan besar dalam penyelenggaraan ibadah haji di provinsi kepulauan ini.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara menggandeng maskapai Lion Air untuk menerapkan sistem penerbangan carter. Langkah ini bukan hanya solusi teknis, melainkan wujud nyata dari komitmen untuk memberikan pelayanan yang manusiawi dan berkelas bagi jemaah, sebagian besar di antaranya adalah lanjut usia. Lebih dari 60 persen JCH Maluku Utara tahun ini adalah lansia. Fakta ini menuntut perhatian ekstra dari sisi kesehatan.
Tak kalah penting dari kebijakan keberangkatan jemaah haji kali ini adalah perhatian dari Pemerintah Provinsi Maluku Utara, yang memberikan bantuan uang saku senilai Rp1,76 miliar untuk seluruh jemaah. Sebuah bentuk empati yang menunjukkan bahwa ibadah bukan semata urusan personal, tetapi juga menjadi tanggung jawab sosial dan kolektif.

Keberangkatan jemaah dibagi dalam tiga kelompok terbang (kloter), yaitu kloter 13, 15, dan 17, dengan jadwal pemberangkatan dari Ternate ke Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, pada 8, 9, dan 11 Mei 2025. Setelah transit di Asrama Haji Sudiang Makassar, jemaah akan melanjutkan perjalanan ke Arab Saudi sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Gubernur Sherly Tjoanda dalam sambutan pada seremoni pelepasan para jemaah haji di Aula Raudah Asrama Haji Transit Ternate, Maluku Utara, Selasa (6/5/2025), menitipkan pesan tulus: agar para jemaah senantiasa mendoakan tanah kelahiran mereka agar tetap damai, rukun, dan diberkahi. Sebuah permintaan sederhana, namun sarat makna, dalam konteks sosial dan spiritual daerah ini.
Perjalanan haji tak hanya berhenti di bandara King Abdul Aziz atau berakhir di Muzdalifah. Ia adalah titik tolak perbaikan moral dan sosial. Jika sekembalinya para jemaah tak membawa pulang nilai-nilai luhur yang bisa diterapkan di kampung halaman, maka seluruh proses ini hanya menjadi seremoni mahal tanpa gema.
Semoga para jemaah haji dari Maluku Utara kembali sebagai haji mabrur, membawa berkah untuk daerah, dan menjadi teladan dalam kehidupan.(*)
Tinggalkan Balasan